Pidato Politik AHY Ciptakan Tradisi Baru yang Segar

Agus Harimurti Yudhoyono didampingi pasangannya Sylviana Murni baru saja selesai menyampaikan "pidato politik" pertamanya dalam sebuah acara "town hall meeting" di Djakarta Theater. Acara yang sangat menarik sekaligus menggetarkan hati seluruh 1000 hadirin serta juga para netizen yang mengikutinya melalui berbagai posting pandangan mata via media sosial.



AHY tampil dengan teleprompter yang banyak dipakai oleh para pejabat dan politikus top dunia. Apakah hanya sekedar latah meniru? Kemungkinan besar tidak. Agus tahu persis bahwa momentum tersebut sangatlah penting bagi masa depan karier politiknya. Pidatonya harus dapat ditangkap dan dipersepsikan dengan baik oleh masyarakat. Karenanya pidato yang disampaikan harus runtut, tidak ada pengulangan yang tak perlu, serta semua poin tersampaikan. Itulah peran penting teleprompter tersebut. Dia menyusun pidatonya dengan sangat baik, bahasa yang rapi dan tertata, serta dibacakan dengan intonasi dan bahasa tubuh yang sangat pas dengan sikon.

Teleprompter yang dipakai sama dengan jenis yang digunakan Presiden Obama

Ini preseden baru bagi para politikus kita yang sebagian besar mengandalkan spontanitas dalam berpidato di depan publik. Masyarakat pun sebagian besar juga masih menilai politikus yang berpidato menggunakan teks di kertas sebagai figur yang tidak pandai berpidato. Tentu persepsi seperti itu tidak salah, namun perlu pelurusan juga agar kita tidak salah menilai.

Presiden Obama terkenal sebagai figur publik yang kemana-mana selalu mempersiapkan teks pidatonya dengan seksama, dan membacakannya menggunakan teleprompter. Apakah Obama bukan orator yang baik? Tentu tidak, dia menang Pilpres dua periode salah satunya karena kemampuan orasinya yang hebat. Dia mampu menyampaikan pesan-pesannya secara "bersih dan jelas" serta dengan cara yang sangat menarik. Audiens selalu serius untuk menyimak karena pidato yang disampaikan adalah rangkaian kata yang berkualitas, indah, dan menyenangkan untuk diikuti. Dengan teknologi teleprompter terkini, audiens akan merasa bahwa orator hafal teks yang disampaikan dan tatapan matanya terus menyapu audiens.

Itulah yang ingin ditiru AHY, dan tampaknya harapannya tercapai. Pidatonya berhasil membawa audiens mencapai tingkatan "trance" yang tinggi, mampu memotivasi dan meyakinkan banyak pihak untuk mendukungnya. Berikut sebuah ulasan dimana Agus sampai disebut mirip Presiden Soekarno saat membawakan pidato tersebut: "Selama satu jam lebih Agus Harimurti Yudhoyono berdiri dan menyampaikan orasi politiknya yang dilakukan tanpa menggunakan teks. Dari catatan redaksi pembawaberita.com, Agus hanya mengulang beberapa kata, namun tidak mengulang kalimat yang sama satu kalipun. Agus berbicara sambil terus saja memandang seluruh pendukungnya."

Pidato ini secara riil adalah pidato signifikan-nya yang ke-3 sejak pidato pertama saat mendaftar ke KPU (terkenal karena ada air mata yang menetes, dibaca menggunakan teks kertas). Pidato kedua adalah saat pengundian nomor urut (pidatonya adalah yang terbaik malam itu, masih dibaca dengan teks kertas). Ketiga pidato itu memperlihatkan dengan jelas betapa AHY adalah seseorang yang detil dalam mempersiapkan diri, teratur, dan perfeksionis.

Hal menarik lainnya dalam acara ini adalah pada penyusunan tata letak ruangan yang tidak biasa dengan menempatkan sebagian penonton di atas panggung. Para penonton ini menjadi latar belakang orator saat berpidato. Cara tidak lazim di negeri kita, namun sangat lazim di kegiatan kampanye di Amerika Serikat. Layout seperti ini memberikan nuansa yang kuat bahwa sang orator didukung oleh banyak orang di belakangnya. Apalagi jika ternyata para penonton latar ini juga ikut semangat berdiri dan memberi standing applause berkali-kali.

Faktor pendukung lain adalah pemilihan lokasi di Djakarta Theater dimana acara ini bisa memanfaatkan layar raksasa yang lebar di latar belakang. Layar seperti ini bisa dengan mudah diubah dan disesuaikan konten nya sesuai situasi dan kondisi. Efek bendera merah putih raksasa yang tampil bersih dan jelas misalnya, mampu memberi efek sangat besar dalam menimbulkan feeling nasionalisme di semua audiens. Belum lagi sistem tata suara dan lighting yang sempurna, membuat event ini seakan sebuah pertunjukan film atau teater yang disutradarai secara apik.

Semua ini menjadi preseden baru dalam dunia politik kita, cara-cara yang fresh dan kreatif. Apakah faktor-faktor ini bisa ditranslasikan menjadi kemenangan di Pilkada DKI Jakarta? Atau bahkan lebih jauh lagi membawanya menjadi Gubernur yang sukses jika terpilih? Tentu itu hal lain yang dipengaruhi banyak faktor lain. Pada titik ini, hanya Tuhan Yang Kuasa yang mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya dalam drama Pilkada rasa Pilpres ala DKI Jakarta ini.



Pidato Politik AHY Ciptakan Tradisi Baru yang Segar Pidato Politik AHY Ciptakan Tradisi Baru yang Segar Reviewed by Blog Admin on 23.24 Rating: 5